Berdasarkan bukti bukti yang telah dipaparkan di postingan sebelumnya, maka dapatlah diambil kesimpulan bahwa tidak mungkin Al Qur’an hasil rekayasa Muhammad, karena pada abad ke-6 di zaman Nabi Muhammad masih hidup belumlah ditemukan teleskop untuk memecahkan teori konstelasi, ekspanding universe dan beberapa teori astronomi lainnya, belum ditemukan mikroskop untuk meneliti rangkaian DNA, dengan keterbatasan ilmu pengetahuan dan teknologi saat itu belumlah memungkinkan untuk mengeksplorasi kedalaman lautan dengan kapal selam untuk menemukan pertemuan 2 arus laut asin dan tawar, dan banyak lagi keistimewaan lain yang dapat membuktikan bahwasanya bahasa Qur’an adalah murni kalamulloh. Selain itu alangkah lebih baiknya kita sebagai generasi muda Islam dapat menemukan kebenaran lain yang terkandung dalam Al Qur’an hingga titik kepercayaan kita terhadap kebenaran Al Qur’an bahwasanya diturunkan oleh Alloh adalah kuat dan memiliki pembuktian yang bukan hanya berdasar atas taqlid buta kita, atau ikut ikutan saja.
Dan apabila Al Qur’an adalah kitab yang BENAR diturunkan oleh Alloh, maka didalamnya adalah daftar aturan main (guide book) dalam hidup agar kita sebagai makhluknya dapat menjalankan hidup ini sesuai dengan apa yang Dia inginkan.
“Kitab (Al Qur’an) ini tidak ada keraguan didalamnya, sebagai petunjuk bagi orang yang bertakwa” (QS. Al Baqarah:2)
“Sesungguhnya Kami menjadikan Al-Qur'an dalam bahasa Arab supaya kalian berfikir.” (QS. Az-Zukhruf:3)
“Al Qur’an diturunkan dengan (menggunakan) bahasa arab yang jelas.” (QS. Asy-Syu’ara: 195)
“Dan sesungguhnya telah Aku mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?” (QS.Al Qamar:17)
Dan apabila pemikiran kita terhadap kebenaran Al Qur’an itu telah mengerucut ke pola yang lebih benar, maka akan dapat diambil suatu rumus sederhana tentang hidup dimana ;
“ Apabila kita merasakan dilema dalam hidup, atau hidup kita terasa seperti melawan arus yang tak dapat dibendung berarti kita telah hidup dengan berpedoman kepada sesuatu yang salah.”
Mengapa demikian? Karena dalam Al Qur’an itu sendiri diterangkan fitrah kita sebagai makhluk pelaku hidup, bagaimana seharusnya kita menerapkan aturan yang benar di dalam kehidupan kita sendiri dan orang lain disekitar, Sehingga apabila kita tidak sejalan dengan aturan Alloh maka secara otomatis kita menentang fitrah kita sendiri dan menolak sistem kehidupan yang fitrah. Selain itu ada juga cara bagaimana menyikapi alam, sekaligus mengelola alam beserta isinya dengan benar, dan jika kita tidak sejalan dengan aturan yg benar, maka akan ada dampak negatif yang akan kita alami, baik itu bersifat pribadi, gejolak sosial, bahkan gejolak di alam.
“dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah) , maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan mushibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik. ( QS. Al Maidah : 49)
Untuk lebih dalam mengkaji tentang bencana apa saja yang kita alami dikarenakan pengingkaran kita terhadap aturan main yang benar dari Alloh, sebelum beranjak ke postingan selanjutnya “saya ingin mengajak pembaca semua untuk sama sama kembali membaca keadaan disekitar kita, apakah sudah sesuai dengan aturan baku yang telah ditetapkan dalam Al Qur’an”.
Wallohu alam bishowab...
1 komentar:
nice ..!!!
Posting Komentar